Wednesday, May 30, 2012

Buku Wajib PMP

Masa-masa dulu sekolah di SMA Negeri 1 banyak romansanya (KLA lagi nih), dan bila-diingat-ingat dan dibandingkan dengan keadaan sekarang, jadi lucu (sekkel kata Natua-tua).

Misalnya, setiap mata pelajaran PMP, Ibu I Ginting (sampai sekarang saya ngga' tau I itu kepanjangannnya apa), selalu mewajibkan siswa untuk menyediakan buku pelajaran wajib PMP (keluaran DepDikBud), kalau tidak, akan dikeluarkan dan lebih konyolnya akan dihajar dulu, (duh tahe, malunya, udah seumuran kelas 3 esema, tapi tetap aja praktek dipukul di depan teman-teman masih harus diterima).

Sebenarnya bisa gampang, buku itu tersedia di Perpustakaan Sekolah yang letaknya di belakang Gedung Laboratorium Guru. Tapi tunggu dulu, tidak semudah itu, kemungkinan besar saya tidak akan kebagian, karena copy-an buku itu sangat terbatas jumlahnya dan,... yang pasti teman-teman lain sudah meminjam duluan.

Cara lain, yaitu dengan meminjam ke teman-teman yang sudah memiliki buku tersebut, tidak tahu mereka membeli sendiri atau,.. meminjam juga dari Perpustakaan.

Ada juga cara yang lebih terhormat: dengan membeli Buku itu di pasar gelap, lho koq gelap? Iya mestinya buku itu tidak diperjualbelikan, tapi pengalaman saya sesudah mahasiswa, buku sejienis bisa ditemukan di Titi Gantung, Medan.

Kalo saya biasanya meminjam buku sejenis ke teman saya (masih ingat lho), Esni Naibaho yang rumahnya di Jl. Trikora, dekat billiard. Saya tidak tahu kabar temanku itu sekarang. Ngga' yakin apa dia masih mengingat saya, atau tahu namaku.

Tapi sekilas saya coba untuk "search" pake jejaring sosial ini, dia kerja di BCA, Pekanbaru, Riau. Terus, koq matanya makin cipit aja?

"Apa kabar Esni, saya pinjam lagi Buku PMP buat mata pelajaran besok."

Setiap tiba jam Mata Pelajaran tersebut, selalu saja ada teman-teman yang terjaring, dipanggil satu-satu ke depan, di suruh keluar ruangan dan kalo Ibu I Ginting lagi mood, bakalan dapat tamparan.

Tidak tahu, apakah sekarang keadan seperti itu masih terjadi di almamaterku itu.

Sudah dulu, 20 menit waktu istirahatku sudah terpake untuk menyusun cerita memori ini.

Detail......