Saya mengikuti terus diskusi yang berlangsung lewat email sesama kita tentang komunitas kita ini.
Latar Belakang.
Adanya rencana Kunjungan Kepedulian ke almamater dan Salah Seorang Guru
Pertimbangan
Sebelum kita melangkah lebih lanjut, baiknya kita pikirkan sesuatu yang lebih mendasar dari komunitas kita ini. Lalu kita (baiknya) mencapai kata sepakat tentang arah, visi, misi, cakupan , agenda dan tujuan dari “gerakan komunitas” kita ini.
Saran
Misalnya, saya kutip salah satu saran teman yang memunculkan visi MENCERDASKAN KABUPATEN DAIRI DENGAN MENINGKATKAN KEHANDALAN ALMAMATER. Visi yang bagus, saya setuju.
Misi:
MENGGALANG PERSATUAN ALUMNI UNTUK MENINGKATKAN KEHANDALAN SMAN 1 SIDIKALANG.
Pertanyaaan:
Alumni mana, siapa, angkatan berapa, jurusan apa aja, domisili dimana? Cakupan gerakan komunitas kita ini sampai dimana.
Apa ngga terlalu naif kita mengatasnamakan teman-teman jurusan lain, angkatan lain, kekuatan lain, di tempat lain yang jauh lebih besar dari kita, tanpa sekalipun mencetuskan, mengundang, meminta saran dari mereka atau sekedar bertukar pikiran dengan mereka, tentang niat apa yang akan kita lakukan?
Tanpa mengurangi empati, kepedulian dan rasa hormat ke Guru Matematika dan Wali Kelas kita, lebih baik kita melabeli kita menjadi “Fisik 93 SMAN 1 Sidikalang” untuk kegiatan ini.
Dengan format seperti ini, kita lebih leluasa bergerak dan nyaman melangkah.
Gimana dengan teman-teman yang lain yang tidak pernah di ajar oleh Pak JDS, atau Jurusan Biologi yang wali kelasnya guru lain, atau jurusan Ilmu Sosial, atau angkatan lain? Apa ngga merasa tersisih? Bagaimana dengan guru lain, yang guru Sejarah, Guru Agama, ngga diperdulikan?
Dengan cara seperti ini: kita sudah memancing sentimen sesama kita, kita sudah membatasi perkembangan komunitas ini.
Tentang pemberian/bantuan… apa harus cindera mata wujud emas? Kenapa ngga dalam bentuk lain yang lebih mendukung pekerjaan, misal: laptop, komputer, software, atau kebutuhan sehari-hari, seperti sembako, pakaian?
Ini adalah pendapat pribadi saya sebagai bagian dari suatu komunitas yang sangat besar, Alumni SMA Negeri 1 Sidikalang
Saran dan tanggapan sangat diharapkan dalam hal ini.
regards,
Bontor
Alumni Fisik 93
Monday, October 13, 2008
Mencari format terbaik
Labels:
Dapur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
Berpikir global, bertindak lokal.
according to me : lebih baik jadi ikan besar di kolam kecil daripada jadi ikan kecil di kolam besar...cepek dehhhhh
Lebih baik kita melakukan hal hal yang kecil dulu tapi kongkrett/nyata dimata almamater...daripada kita punya jangka panjang tapi baru mulai saja kita sudah bingung mangenai visi dan misi.........(disamping visi dan misi kita pasti sibuk juga dengan susu anak, istri, kerja dan duit)...
Coba banyang kan kalau setiap angkatan (fisik aja) melakukan seperti yang akan kita lakukan no 1 dan 2....saya rasa smansa pasti heboh tuh dan mantap menurut saya......
sekarang ada pertanyaan:
mana yang dipilih,
Jadi kambing di tengah tengah harimau atau
jadi harimau di tengah tengah kambing?
kalau memberikan comentar tolong cantumkan identitas....(nama, jurusan dan angkatan)...biar kenal gitu loh ganti...roger)
Fisik 93
Kalo bisa: "Lebih baik menjadi ikan besar di kolam besar.". Lebih baik lagi, "Lebih baik menjadi ikan besar di danau."
Terus,...
"Lebih baik menjadi ikan hui di laut."
...
Lalu,
"Jauh Lebih baik menjadi pemancing ikan ikan yang di danau itu."
Kambing dgn. harimau...dalam konteks apa?
Lebih baik...
Analogi Lae relatif.
Bontor
Fisik '93
yang jelas aku memilih lebih baik tetap jadi manusia
John fisik 93
Post a Comment